ORINEWS.ID – Beberapa negara Barat menyerukan kepada warganya untuk segera meninggalkan Lebanon di tengah meningkatnya eskalasi perang antara Iran dan Israel. Hal ini dipicu oleh pertempuran intens yang melibatkan Gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan pasukan Israel sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023.
Israel saat ini berada dalam kondisi siaga tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan aksi militer besar-besaran dari kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran, termasuk Hizbullah dan Hamas.
Menyikapi situasi ini, beberapa negara seperti Prancis, Kanada, dan Yordania telah mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.
“Dalam konteks keamanan yang sangat tidak stabil,” pemerintah Prancis meminta warganya “untuk segera menghindari perjalanan ke Lebanon,” dan bagi mereka yang sudah berada di sana “untuk segera membuat rencana evakuasi.” seperti dilansir CNBC Indonesia, Minggu (4/8/2024).
Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga telah mengeluarkan peringatan serupa. Beberapa maskapai penerbangan Barat bahkan menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut.
Qatar Airways mengumumkan pada hari Minggu bahwa “mengingat perkembangan terakhir di Lebanon,” rute Doha-Beirut “akan beroperasi secara eksklusif pada siang hari” setidaknya hingga hari Senin.
Pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyah, di Teheran pada hari Rabu, beberapa jam setelah pembunuhan kepala militer Hizbullah di Beirut oleh Israel, telah memicu janji balas dendam dari Iran dan “poros perlawanan” kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Teheran.
Israel, yang dituduh oleh Hamas dan Iran sebagai pelaku serangan yang menewaskan Ismail Haniyah, belum memberikan komentarnya secara langsung. []