Kembangkan Energi Berkelanjutan di IKN, Ini Portofolio Energi Hijau Pertamina
ORINEWS.ID, Jakarta – Menjadi pemimpin dalam transisi energi, PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan pemanfaatan energi hijau untuk mendukung keberlanjutan (sustainability) serta pencapaian Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia tahun 2060. Portofolio ini menjadi sumber inovasi Pertamina untuk nantinya dapat dikembangkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan mewujudkan cita-cita sebagai ibu kota dunia.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah. Mulai dari cadangan gas, energi nabati, hingga energi berbasis alam seperti Natural-Based Solution (NBS) untuk menjadi energi alternatif yang rendah karbon dan ramah lingkungan.
“Saat ini kami memperdalam nature-based solution yang berpotensi menjadi salah satu sumber energi di IKN, mengingat luasnya kawasan hijau di IKN yang akan tetap dipertahankan untuk menjadi ekosistem berkelanjutan,” jelasnya.
Pertamina melalui Perusahaan Gas Negara, imbuh Fadjar, juga telah menyiapkan jaringan gas (jargas) di IKN. Pada tahap awal, jargas diharapkan bisa menjadi sumber energi untuk 166 tower perumahan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 34 rumah tapak menteri yang berdomisili di IKN.
Fadjar mengungkapkan, peluang penggunaan energi baru terbarukan di IKN akan terus dikembangkan, terutama dengan adanya pusat riset dan inovasi berkelanjutan yang akan dibangun oleh Pertamina.
Ragam Energi Hijau Pertamina
Dia menjelaskan, saat ini Pertamina telah mengelola berbagai portofolio energi bersih rendah karbon di Indonesia. Pemanfaatan sumber energi ini sesuai dengan kondisi geografi masing-masing wilayah.
“Indonesia memiliki beragam potensi energi, sesuai dengan demografi wilayah masing-masing. Pertamina akan berupaya mengelola secara maksimal, sehingga dapat mempercepat transisi energi menuju energi bersih,” tanda Fadjar.
Sebagai sumber energi baru terbarukan, Pertamina telah mengelola pembangkit listrik yang berasal dari panas bumi (geothermal), uap, biogas dari limbah kelapa sawit, bahkan tenaga surya.
Untuk kawasan padat hunian, Pertamina juga memanfaatkan beragam sumber energi rendah karbon. Seperti program unggulan subholding gas yakni jargas yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri serta sektor transportasi. Penggunaan gas untuk rumah tangga semakin digiatkan pada tahun 2021 dan hingga akhir tahun 2023 Pertamina telah membangun jaringan ini untuk 290.400 Sambungan Rumah.
Di sektor transportasi, Pertamina menyediakan Stasiun Pengisian Bakar Bakar Gas (BBG) di berbagai kota seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Semarang, Palembang, Balikpapan, Subang, Prabumulih, Sukabumi, Purwakarta, Serang, Cilegon, Lampung, Batam, Surabaya, Gresik dan Bandung. Total jumlah SPBG & MRU Pertamina Group sebanyak 72 stasiun pengisian.
“Pertamina mengusung gas sebagai bahan bakar transisi yang rendah emisi dan dapat digunakan untuk mendukung sektor transportasi publik,” imbuh Fadjar.
Pertamina juga terus mengembangkan bahan bakar bioenergi dari nabati, seperti biodiesel, bioethanol, hingga bioavtur. Selain itu, juga sudah mulai mengembangkan energi hidrogen untuk kendaraan listrik, yang akan menjadi bagian dari ekosistem EV Charging Station.
Ragam inisiasi energi negatif karbon juga diperkuat, seperti proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan NBS. Di sisi lain, difasilitasi oleh subholding Pertamina New and Renewable Energy, seluruh entitas Pertamina Group aktif menjalankan carbon trading di bursa karbon Bursa Efek Indonesia.
“Pertamina NRE akan menjadi market aggregator dalam perdagangan karbon ini, terutama untuk potensi karbon dari Pertamina Group. Kami juga mengajak seluruh perusahaan BUMN dan non BUMN untuk aktif dalam perdagangan karbon ini, menjadi market aggregator untuk kebutuhan semua pihak, sehingga target NZE Indonesia dapat lebih cepat tercapai,” tambah Fadjar.