ORINEWS.ID, Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Membangun Roadmap Ekosistem Pengembangan Pariwisata Halal Aceh. Kegiatan itu dibikin untuk memperkuat branding wisata halal terutama saat penyelenggaraan PON XXI.
FGD yang digelar di Rasamala Kota, Banda Aceh, Rabu, 22 Mei 2024 menghadirkan pembicara kompeten di bidangnya. Para peserta antusias mengemukakan pendapatnya dalam forum diskusi tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal mengatakan, keberhasilan Aceh kembali meraih peringkat kedua sebagai destinasi pariwisata ramah muslim pada ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMMT) 2023 menjadi penyemangat bagi para pelaku usaha pariwisata untuk terus bekerja keras mengembangkan potensi halal Aceh. Para pelaku wisata diharapkan dapat meningkatkan layanan tambahan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
“Jadi ibaratnya kegiatan FGD ini adalah menyadarkan kembali tentang pengembangan ataupun legitimasi yang sudah kami peroleh tentang Aceh sebagai halal tourism di mana Aceh sudah menampilkan hal yang baik seperti culture,” kata Almuniza.
Menurutnya, Aceh sudah diakui dunia internasional sebagai daerah destinasi wisata halal. Untuk menguatkan branding itu, Disbudpar menginginkan adanya labeling halal tourism pada logo.
Selain itu, Almuniza juga meminta disusun SOP tentang kebersihan di ruang publik seperti toilet sehingga wisatawan nyaman saat menggunakan fasilitas publik. Menurutnya, branding wisata halal lebih dikuatkan lagi terutama saat menyambut wisatawan yang datang ketika penyelanggaraan PON pada September mendatang.
“Apalagi menjelang PON ini wisata halal ini harus ada, sehingga memiliki event yang bagus untuk semakin kuat. Kita ingin membuktikan bahwa kita berhak untuk memperoleh sebuah nilai bahwa Aceh memang wilayah halal untuk dikunjungi mulai dari bandaranya sampai dengan destinasi wisatanya juga,” jelas Almuniza.
Para peserta yang hadir diminta menjadi agen untuk mendistribusikan ilmu yang didapatkan dari narasumber. Dia berharap, branding wisata halal semakin kuat.
“Mudah-mudahan harapan ini bisa kita wujudkan meskipun perlahan tapi ada progresnya dan mohon jangan lelah untuk terus berjuang bagi Aceh yang kita cintai dan juga halal tourism bisa kita promosikan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Kasi Pelayanan Bandara SIM, Surta Bunayya yang menjadi salah satu narasumber, menjelaskan, bandara SIM sebagai pintu gerbang masuk ke Aceh ikut mengambil peran memperkenalkan wisata halal ke turis Nusantara maupun mancanegara. Dia berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk memajukan dan mempromosikan wisata halal Aceh ke dunia internasional.
“Bandara Sultan Iskandar Muda sudah dan sedang menjalankan program wisata halal yang dapat merepresentasikan Aceh sebagai wisata yang ramah wisatawan muslim baik yang wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara,” kata Surta.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui Bandara SIM setiap bulannya bervariasi namun paling tinggi pada Desember 2023 sebanyak 4.604 orang. Setiap tahun, ada sekitar 20 ribu hingga 30 ribu turis asing berkunjung ke Aceh.
“Program peumulia jamee halal airport merupakan program pengunjung bisa mendengarkan nuansa keberagaman budaya islam di bandara mulai doa safar dan azan jika waktu tiba, musik religi dan instrument tradisional Aceh,” jelasnya.