TERBARU

Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Aceh Naik Tipis di 2023, Capai 4,23 persen

image_pdfimage_print

Orinews.id|Banda Aceh – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2023 sebesar 4,23 persen (yoy), sedikit meningkat 0,02 persen dari tahun 2022 yang tumbuh 4,21 persen (yoy). Namun pertumbuhan tersebut masih di bawah Nasional (5,05 persen yoy).

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Aceh, Rony Widijarto dalam kegiatan Bincang Bareng Media (BBM) di Banda Aceh, Kamis (7/3/2024).

Menurut Rony, peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2023 mayoritas didukung oleh peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian khususnya subsektor perkebunan.

“Karena dominan di sektor pertanian, sebenarnya ada beberapa hal yang masih perlu diupayakan untuk mengembangkan sektor tersebut sehingga pertumbuhan ekonomi Aceh bisa tumbuh lebih lagi,” ujar Rony.

Salah satu strategi yang sangat penting dilakukan adalah hilirisasi sektor pertanian. Menurut Rony, pertanian merupakan sektor yang inklusif sehingga dapat memiliki multiplier yang lebih tinggi.

Selain sektor pertanian, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Aceh juga didorong oleh pemulihan mobilitas pasca Covid yang tercermin dari pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan (Transgud).

Kemudian, sambung Rony, pembangunan proyek strategis nasional sepanjang tahun 2023 yang mendorong lapangan usaha konstruksi juga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Aceh di tahun 2023.

BACA JUGA
KAI Layani 218 Juta Penumpang di Semester I 2024

“Sementara dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Aceh didorong oleh konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB, dan konsumsi pemerintah,” ujarnya.

Proyeksi 2024

Untuk tahun 2024, BI Aceh memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Bumi Serambi Mekkah berada pada kisaran 4,07 – 4,57 persen (yoy). Sementara, inflasi Full Year 2024, diprakirakan berada pada kisaran 2,5±1 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi secara umum didorong oleh lapangan usaha pendukung seperti Industri Pengolahan, Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin), dan jasa keuangan, serta penguatan ekspor luar negeri.

Rony menyebutkan, terdapat tiga upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh, yaitu strategi hilirisasi sektor pertanian dan pengembangan sektor pariwisata, mendorong investasi di sektor potensial, serta akselerasi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekonomi syariah.

Inflasi Terkendali

Di sisi lain, Rony Widijarto selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh menyatakan, berkat koordinasi dan sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga terkait, inflasi Aceh pada Februari 2024 mencapai 2,33 persen (yoy) atau 0,71 persen (mtm).

Di tengah penambahan kota indeks harga konsumen (IHK) baru dan perubahan tahun dasar, realisasi inflasi tersebut masih berada pada target inflasi nasional 2,5±1 persen.

Inflasi bulanan tersebut utamanya didorong oleh komoditas utama seperti cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, minyak goreng, dan beras.

Untuk mendorong stabilitas inflasi pangan, telah diterbitkan Surat Gubernur Nomor 530/4865 berkaitan dengan intensifikasi pelaksanaan kegiatan pengendalian inflasi Aceh yang berupa arahan untuk melaksanakan langkah strategis pengendalian inflasi jangka pendek yaitu realokasi lokasi dan insentifikasi di kawasan pasar strategis.

“Selain kegiatan operasi pasar, kerja sama antar daerah penting dalam rangka menjamin kesinambungan pasokan antar daerah untuk mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Mempertimbangkan hal tersebut, peran aktif Pemda untuk mempercepat implementasi, dan atau memfasilitasi kerja sama antar daerah, semakin diperlukan yang didukung dengan ketersediaan anggaran APBD yang memadai,” ujar Rony. []

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.