Orinews.id|Langsa – Menjelang meugang Ramadhan 1455H, Pemerintah Kota (Pemko) Langsa telah mempersiapkan hewan ternak sapi sebanyak 948 ekor, sedangkan kambing ataupun domba 690 ekor.
“Angka tersebut merupakan stok dari pedagang sapi dan kambing ataupun domba,” ujar Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Langsa, Suhardi Silga kepada Orinews, Kamis, 7 Maret 2024.
Suhardi mengatakan mulai besok hingga seterusnya pihak DPPKP Langsa akan terus memantau ke lapangan terkait kesehatan dari hewan-hewan tersebut. Sejauh ini, belum ada temuan PMK terbaru.
“Mulai besok kita sudah mulai cek kelapangan untuk menghindari hewan yang terkena Penyakit Mulut Kuku (PMK) ataupun sejenisnya, sejauh ini tidak ditemukan kasus PMK terbaru, hewan-hewan terus kita vaksinasi dan cek secara berkala,” sambungnya.
Suhardi juga mengatakan terkait hewan unggas seperti ayam, bebek dan sejenisnya untuk stok di Kota Langsa juga terbilang cukup memadai. Totalnya mencapai 225.000 ekor.
Ketika dikaitkan dengan kebakaran Kandang Ayam di Langsa ketika pagi buta tadi, Suhardi mengatakan, stok ayam tetap tidak terganggu. Karena sejauh ini jikapun kekurangan stok ayam dapat dipesan dari Kabupaten tetangga.
“Insya Allah tidak terganggu, kita bisa ambil dari Kabupaten tetangga,” sambungnya.
Kata Suhardi, terkait stok itu terbilang sangat cukup di Kota Langsa menjelang Meugang. Walaupun demikian, untuk harga bisa saja naik.
“Untuk harga sebenarnya sudah terbilang normal, seperti daging sapi ataupun kambing rata-rata di Kota Langsa itu Rp 160.000-170.000 per Kilogramnya, jikapun naik bisa naik Rp 10.000 per Kilogramnya. Namun diupayakan dapat ditekan lagi,” ucapnya.
Oleh karenanya, Suhardi menghimbau masyarakat untuk membeli daging ataupun ayam di Pasar Kota Langsa yang dimana sudah dijamin dagingnya sehat.
“Kita himbau untuk membeli daging di Pasar Kota Langsa, karena semuanya sudah di cek oleh tim dari kesehatannya hewannya, jika di tempat lain kita tidak dapat menjamin, karena ada beberapa lokasi yang tidak terpantau karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM),” pungkasnya.