KJRI Cape Town Bantu Pemulangan ABK Tegal yang Alami Depresi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Orinews.id|Jakarta – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town membantu pemulangan ke tanah air seorang ABK WNI asal Tegal berinisial MK yang sedang mengalami depresi pada tanggal 18 Februari 2024. Kondisi depresi MK telah berlangsung sejak tanggal 29 Januari 2024.

Pada hari itu KJRI Cape Town dihubungi oleh Mrs. Muneefah Abrahams, Head of Immigration Port Cape melalui panggilan urgent.

Mrs. Muneefah memberitahukan mengenai MK dan kondisinya yang depresi. MK mengalami halusinasi dan berteriak-teriak di pelabuhan Cape Town saat dirinya bersama kru kapal Fukuseki Maru 1 sedang mengurus ijin berlayar kembali (sign on).

MK berbicara sendiri mengenai agama, negara, pemilu dan ayah ibu serta nenek moyang keturunannya.

Kepulangan MK didampingi nurse dan staf Konsuler KJRI Cape Town untuk memastikan ABK WNI tersebut aman dan selamat tiba di tanah air.

Konjen RI Cape Town, Tudiono menyampaikan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI memberikan perhatian tinggi untuk pelindungan WNI dan penanganan WNI termasuk ABK yang menghadapi masalah di luar negeri.

Hal ini antara lain dilakukan dengan memberikan bantuan dan pendampingan ke akses perawatan maupun kepulangan.

Selama di Cape Town, KJRI telah memberikan pendampingan dan membawa ybs ke klinik kesehatan mental di Akeso Milnerton Clinic Milpark Centre Cape Town dan ditangani oleh dokter psikiater.

KJRI juga memfasilitasi video call ybs dengan isteri dan keluarga di tanah air untuk memulihkan mentalnya.

Usai perawatan, kondisi MK berangsur membaik dan dinyatakan fit untuk penerbangan ke Indonesia. Tanggal 19 Februari 2024 sore waktu Indonesia, MK telah tiba di bandara Soekarno-Hatta.

KJRI Cape Town selanjutnya berkoordinasi dan menyerahkan MK kepada Direktorat PWNI Kemlu untuk diproses lebih lanjut dengan BP2MI dan stakeholders lainnya hingga MK dapat berkumpul kembali dengan keluarga di Tegal, kampung halamannya.

Sementara itu, 17 ABK WNI lainnya rekan kerja MK di kapal Fukuseki Maru 1 tersebut telah berlayar kembali menuju laut lepas Antartika untuk menangkap ikan tuna.

Kondisi depresi MK diduga dipicu oleh kabar meninggalnya ibu ybs beberapa saat sebelum dirinya kembali bekerja ke kapal negara sakura tersebut.