Orinews.id|Jakarta – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhamad Iqbal mengatakan saat ini generator set atau genset utama di Rumah Sakit Indonesia, di Jalur Gaza, Palestina, masih berfungsi. Namun, bahan bakar genset tersebut diperkirakan akan habis hari ini.
“Per hari ini masih berfungsi (generator utama). Jadi mudah-mudahan ada hasil dari upaya-upaya yang dilakukan,” ujar Iqbal di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).
Iqbal mengatakan saat ini Menlu RI Retno Marsudi terus berkomunikasi agar RS Indonesia bisa mendapatkan bantuan bahan bakar genset. Mengingat RS Indonesia dibutuhkan dalam melakukan bantuan kemanusiaan untuk warga di Gaza.
“Bu Menlu pada saat di New York kemarin terus melakukan komunikasi untuk mendesak supaya ada fasilitas diberikan untuk masuknya fuel, entah dengan cara bagaimana, entah dari jalur mana, yang jelas fuel harus masuk untuk upaya-upaya kemanusiaan di Gaza,” papar dia.
Iqbal melanjutkan para relawan juga tengah berupaya untuk mencarikan bahan bakar untuk genset di RS Indonesia. Sebab, banyak pasien yang saat ini menggantungkan hidup pada RS tersebut.
“Dalam kondisi per dua hari lalu memang diperkirakan hari ini atau besok generator sudah tidak ada bahan bakarnya. Tetapi baik teman-teman relawan yang ada di situ maupun pihak Palang Merah Internasional tentu saja berusaha membantu untuk mencarikan bahan bakar untuk menghidupkan generator tersebut,” jelasnya.
“Karena sekarang jumlah pasien yang ada di sana itu sudah overcrowded,” imbuh dia.
Sebelumnya, Operasional Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza terancam setelah generator utama pada rumah sakit itu tidak lagi beroperasi. Situasi semakin mengkhawatirkan karena RS Indonesia saat ini menampung banyak korban luka akibat gempuran Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia pekan ini.
Seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (2/11/2023), RS Indonesia merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah Jalur Gaza bagian utara. Beberapa rumah sakit lainnya tidak beroperasi lagi setelah kehabisan bahan bakar akibat pengepungan Israel yang memblokir pasokan ke wilayah tersebut.
Laporan koresponden Al Jazeera di Jalur Gaza menyebut seluruh korban luka akibat gempuran Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, yang juga terletak di Jalur Gaza bagian utara, pada Selasa (31/10) dan Rabu (1/11) dilarikan ke RS Indonesia. Situasi ini memaksa RS Indonesia untuk bekerja melebihi kapasitasnya.
“Banyaknya jumlah korban luka memaksa rumah sakit untuk bekerja 50 kali lipat melebihi kapasitasnya karena kekurangan pasokan medis dan bahan bakar,” sebut koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Khan Younis, Jalur Gaza.
Otoritas Gaza menyebut sedikitnya 195 orang dikonfirmasi tewas, 120 orang lainnya masih hilang dan sebanyak 777 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, rumah sakit itu terpaksa mengambil keputusan serius dengan mematikan generator utama karena kekurangan bahan bakar ekstrem. RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini hanya mengandalkan generator kecil untuk menjaga ICU tetap beroperasi.
“Kami tidak mengetahui sampai kapan rumah sakit ini bisa bertahan,” ucap Mahmoud dalam laporannya.
“Kapan saja sepanjang hari, kami bisa mendengar pengumuman penutupan total rumah sakit yang akan menjadi sebuah bencana. Itu akan mengubah rumah sakit menjadi kamar mayat yang besar,” ujarnya.
|Sumber: Detik