RS Indonesia di Gaza Berjuang Rawat Pasien, Dokter Mengoperasi Tanpa Listrik
Orinews.id|Jakarta – Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza sedang berjuang untuk merawat banyak pasien yang terluka akibat pemboman Israel. Blokade yang dilakukan Israel menyebabkan stok obat-obatan berkurang. Pemadaman listrik juga memaksa para dokter untuk beroperasi dalam kegelapan.
Fikri Rofiul Haq, seorang relawan Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) yang berbasis di Indonesia mengatakan bahwa Rumah Sakit di Indonesia telah dibanjiri pasien setelah berminggu-minggu pemboman tanpa henti oleh pasukan Israel. MER-C adalah lembaga swadaya masyarakat yang mengorganisir sumbangan untuk membangun rumah sakit pada tahun 2011.
“Di RS Indonesia saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit,” kata Fikri.
“Sekitar separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman daripada rumah mereka, seperti sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia. Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit.”
Pekan lalu, Rumah Sakit Indonesia kehilangan aliran listrik karena pemadaman yang disebabkan oleh kekurangan bahan bakar. Israel memblokade Gaza sehingga menghalangi masuknya pasokan penting.
“Kami berusaha mencari bahan bakar untuk menghidupkan Rumah Sakit Indonesia setelah pemadaman listrik yang berlangsung selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apa pun,” kata Fikri.
“Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis dan tenaga rumah sakit kelelahan karena dipaksa bekerja 24 jam sehari.”
Fikri mengatakan bahwa mengirimkan bantuan ke rumah sakit merupakan sebuah tantangan. MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lainnya di Gaza. Para sukarelawan dapat mengirimkan sejumlah pasokan ke rumah sakit pada tanggal 19 Oktober dan 24 Oktober.
“Kami sempat mendapatkan beberapa obat dan alat kesehatan lainnya, namun masih banyak obat yang belum kami miliki karena sudah habis,” ujarnya.
Saat ini ada 45 warga Indonesia yang tinggal di Palestina. Sebanyak 10 orang berada di Gaza dan 35 di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.
Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, sebuah kota berpenduduk sekitar 90.000 orang di Gaza utara. Rumah sakit itu berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi (19.136 yard persegi) yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011.
|Sumber: Tempo