Orinews.id|Langsa – Pemerintah Kota Langsa menolak untuk menampung 36 imigran asal Myanmar etnis Rohingya yang saat ini berada di Bireuen. Alasan penolakan tersebut adalah karena Kota Langsa sedang merayakan hari jadinya yang ke-22 dan tidak memiliki fasilitas penampungan yang memadai.
Penjabat (Pj) Walikota Langsa, Syaridin mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan ke UNHCR melalui Asisten I agar imigran Rohingya tetap ditampung di Bireuen saja. Menurutnya, jumlah imigran yang hanya 36 orang tidak perlu dipindahkan ke Kota Langsa.
“Kita sudah sampaikan ke UNHCR melalui Asisten I agar Imigran Rohingya tetap ditampung di Bireuen saja, karena hanya 36 orang dan kita juga belum rapat dengan Forkopimda,” ujarnya kepada orinews.id, Selasa, 17 Oktober 2023.
Syaridin juga mengatakan, Pemko Langsa sedang sibuk dengan perayaan HUT Kota yang ke-22 dan tidak memiliki fasilitas penampungan yang siap untuk menampung imigran Rohingya. Ia juga sudah berkomunikasi dengan Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan terkait hal tersebut.
“Fasilitasnya belum ada, kita juga sedang merayakan HUT Kota Langsa. Ini sudah saya sampaikan juga ke bapak Pj Bupati Bireuen. Kalau 36 orang mendarat di Bireuen ya biar wilayah itu saja yang menampung,” pungkas Syaridin.
Sebelumnya, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Bireuen Azmi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemko Langsa terkait rencana pemindahan imigran Rohingya tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari Pemko Langsa.
“Kita menunggu tanggapan dari Pemerintah Langsa, di sana juga perlu persiapan,” kata Azmi.
Baca juga: 36 Pengungsi Rohingya Terdampar di Bireuen
Seperti diberitakan sebelumnya, Sebanyak 36 warga Rohingya, Myanmar, terdampar di pantai Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Aceh, Senin (16/10/2023). Namun, di sekitar pantai itu tidak ditemukan kapal yang digunakan untuk mengangkut warga Rohingya tersebut.
Para pengungsi itu tiba di pantai Desa Matang Pasi pada Senin menjelang subuh. Setelah itu, pada pukul 06.30 WIB, mereka mendatangi balai desa setempat. Para pengungsi itu terdiri dari 14 laki-laki, 12 perempuan, dan 10 anak-anak.
Warga setempat kemudian memberikan air minum dan makanan ringan kepada para pengungsi. Seusai pendataan, para pengungsi dipindahkan ke Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Bireuen.
Staf Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) Faisal mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus pada pendataan dan pemeriksaan kesehatan terhadap para pengungsi tersebut.
”Kami masih koordinasi dengan pemerintah daerah. Perlu ada kesiapan untuk mengambil langkah terbaik. Belum diputuskan akan direlokasi,” kata Faisal. []