Orinews.id|Aceh Utara – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melanjutkan pembangunan Bendung Daerah Irigasi (DI) Krueng Pasee di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh pada tahun 2024 mendatang. Pembangunan bendung sungai Krueng Pasee tersebut sempat terhenti sejak Maret 2023 karena beberapa faktor.
Direktur Irigasi dan Rawa Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ismail Widadi mengatakan, pembangunan bendung tersebut bertujuan untuk mengairi daerah irigasi seluas 8.922 hektar yang meliputi sembilan kecamatan di Aceh Utara dan Lhokseumawe.
“Kita akan mempersiapkan dan merencanakan lebih baik lagi kelanjutan pekerjaan Bendung DI Krueng Pasee. Intinya kita akan mempersiapkan dengan lebih optimal dan tidak terburu-buru,” ujar Ismail saat mendampingi kunjungan kerja Komite II DPD RI di Aceh Utara, Senin (18/9/2023).

Ismail menjelaskan, pekerjaan pembangunan bendung tersebut telah dilakukan pemutusan kontrak dengan pihak penyedia jasa pada 24 Maret 2023, karena progres pekerjaan yang kurang optimal.
“Memang pekerjaannya sempat terhenti, karena beberapa faktor penyebab, mulai dari pengaruh pandemi COVID-19, sulitnya pihak penyedia jasa untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja berikut dampak sosial yang ada, hingga performa penyedia jasa yang berdampak pada progres pekerjaannya kurang optimal,” terangnya.
Disebutkan, saat ini progres fisik pekerjaan pembangunan Bendung DI Krueng Pasee di lapangan yang sudah terpasang yaitu 36.71% dari seharusnya 70,20%.
“Sehingga bangunan-bangunan yang kita lihat di lapangan memang belum selesai,” ujar Ismail.
Ismail menambahkan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Ditjen Sumber Daya Air telah melakukan langkah tegas terhadap performa pekerjaan yang tidak layak.
“Yang dilakukan BWS Sumatera I sudah langkah tegas terhadap performa pekerjaan yang tidak layak. Semua sudah melalui tahapan sesuai prosedur, bukan mendadak. Jadi, siapa pun yang komit bekerja sama dengan BWS Sumatera I, jangan main-main,” tegasnya.
Menurut Ismail, penyelesaian rehabilitasi Bendung Pasee merupakan salah satu prioritas Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR pada tahun anggaran 2024. Ia mengatakan, untuk melaksanakan rehabilitasi lebih baik, pihaknya harus mereview lagi dokumen perencanaan dan mempertimbangkan beberapa faktor yang penting. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi sungai Krueng Pasee yang merupakan sungai alluvial.
“Saat cuaca ekstrem, bila saluran pengelak tergerus akan berpotensi merusak fasilitas lainnya seperti rumah pompa, jembatan bailey, lahan dan permukiman. Hal lainnya yaitu sedimentasi yang tinggi pada sungai dan saluran eksisting. Perlu normalisasi agar aliran lancar pada saat pelaksanaan konstruksi,” pungkasnya.
|Editor: Awan