Orinews.id|Banda Aceh – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muda Seudang Aceh mengadakan diskusi publik tentang Arah Bangsa Aceh dengan tema Platform Keadilan Ekologis.
Di hadiri beberapa narasumber yang diundang. Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Ahmad Shalihin menjelaskan dalam paparannya bahwa keadilan ekologis itu tergantung dengan kebijakan-kebijakan dari politikus.
“Ketika semua ada itikad baik maka pengelolaan ekologis akan juga berjalan baik di Aceh, Namun yang kita lihat sekarang bahwa kerusakan lingkungan hutan tidak hanya disebabkan oleh aktivitas illegal tetapi juga aktivitas legal,” ungkapnya kepada wartawan, Minggu (3/9/2023).
lanjut salihin, misalnya pembangunan infrastruktur baik itu jalan, industri pertambangan sering sekali mengindahkan hutan karena sudah ada izin membangun dan izin tambang.
“kejahatan lingkungan termasuk kejahatan luar biasa karena dampaknya juga sangat luar biasa, coba diperhatikan saban tahun terjadi banjir di Aceh namun pemerintah tidak memberikan platform perbaikan malah sibuk di penanggulangan karena ada dampak politis dibalik itu,” tegasnya.
Kita harapkan ke depan bagi calon-calon pemimpin muda ke depan, minimal tidak menjadikan lingkungan hidup kita tidak lebih buruk dari sekarang dan tetap menjaga hutan bersama.
Kemudian, Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Syiah Kuala, Wais al Qarni beliau memaparkan bahwa dalam pendekatan ekologi politik bahwa orang yang terdampak akibat banjir.
“Perubahan iklim yang ekstrem, adalah orang yang tidak berkuasa, Pemerintah semestinya harus berada di garda terdepan untuk memperbaiki ekologis itu, makanya kita harus lihat ke depan pemimpin yang pro terhadap ekologis sehingga kelestarian lingkungan itu kita nikmati bersama,”pungkasnya.
Di sisi lain selaku Ketua Umum DPP Muda Seudang Agam Nur Muhajir menjelaskan bagaimana sebenarnya peran pemuda menjaga ekologis.
“Pemuda adalah pewaris diharapkan bisa kawal kebijakan-kebijakan yang diberikan pemerintah. Pemuda diharapkan menjaga aspek lingkungan bersama dengan Walhi Aceh. Muda Seudang khusus dalam perhelatan Milad ke-4 ini harus mampu berkolaborasi dengan semua lini, salah satunya sektor politik lingkungan di Aceh,” lugasnya.
Politisi Partai Aceh, Dr. Fajran Zein mengutarakan bahwa Aceh yang sejahtera itu adalah Aceh yang peduli dengan lingkungan, baik itu aspek-aspek tentang flora dan fauna.
“Sejak dulu manusia yang ada di Aceh itu berdampingan dengan alam yang terus kita jaga akan menjadi sebuah budaya bagi ureung Aceh yakni menjaga lingkungan,” tutupnya.