TERBARU

Ekonomi

BPS Aceh: Nilai Tukar Petani Naik Jadi 115,36 pada Agustus 2023

image_pdfimage_print

Orinews.id|Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2023 berada di angka 115,36 atau mengalami kenaikan 1,53 persen dibandingkan dengan Juli 2023.

Fungsional Statistisi Ahli Madya BPS Aceh, Ir. Andariati Afrida menjelaskan, Kenaikan NTP itu terjadi pada semua subsektor kecuali subsektor peternakan.

Kata dia, NTP tersebut diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

“Indikator ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan daya beli petani di pedesaan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/9/2023).

Selain itu, kata dia, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

“Jadi semakin tinggi NTP, semakin kuat pula tingkat daya beli petani,” tambahnya.

Selain data NTP, BPS Aceh juga merilis data deflasi dan inflasi untuk bulan Agustus 2023. Menurut data tersebut, Aceh mengalami deflasi sebesar 0,15 persen secara month to month (m-to-m) dan inflasi sebesar 2,39 persen secara year on year (y-on-y).

Andariati menjelaskan, deflasi m-to-m terjadi karena adanya penurunan harga pada beberapa komoditas, seperti daging ayam ras, bawang merah, jeruk, udang basah, ikan tongkol, jeruk nipis, sabun mandi, ayam hidup, ikan tuna dan bawang putih.

BACA JUGA
Open House Halal bi Halal: Ribuan Masyarakat Padati Kediaman Anggota DPR-RI HT Ibrahim

“Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,12 persen dan bawang merah sebesar 0,11 persen,” katanya.

Sementara untuk inflasi m-to-m terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas, seperti cabai merah, beras, angkutan udara, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, cabai hijau, mobil, cabai rawit, seragam sekolah anak, dan makanan ringan.

“Komoditas yang memiliki andil dominan terhadap inflasi adalah cabai merah sebesar 0,14 persen, beras sebesar 0,11 persen,” tambah Andariati.

Di sisi lain, lanjutnya, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga pada hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran. Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi adalah emas perhiasan, angkutan antar kota, mobil, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng dan ikan tuna.

“Sementara untuk komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi y-on-y adalah cabai merah, angkutan udara, jeruk, ikan dencis, bawang merah, cabai hijau, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, lemari es dan besi beton,” terang Andariati.

Disebutkan, dari tiga kota pengumpulan data Indeks Harga Konsumen (IHK) di Aceh tersebut, Kota Banda Aceh mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,06 persen, Kota Meulaboh sebesar 2,17 persen dan Kota Lhokseumawe sebesar 3,20 persen.

Terakhir, Andariati menyampaikan bahwa BPS Aceh terus berkomitmen untuk menyediakan data statistik yang berkualitas dan tepat waktu.

“Data tersebut kita harapkan dapat memberikan insight dan sinyal bagi pemerintah untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di Aceh,” pungkas Andariati.

|Editor: Awan

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.