TERBARU

Politik

Kanda Syukri: Jangan Politisasi Kasus Kematian Imam Masykur

image_pdfimage_print

Orinews.id|Banda Aceh – Kasus kematian Imam Masykur, warga Gampong Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen telah menyita perhatian publik. Banyak pihak, termasuk politisi di Aceh yang mengaitkan kasus tersebut dengan bisnis obat ilegal.

Advertisements
DPRA - PELANTIKAN WAKIL KETUA DPRA

Ketua DPW Persaudaraan Aceh Seranto (PAS), Kanda Syukri, mengecam adanya pihak-pihak yang memanfaatkan kasus kematian Imam Masykur untuk dijadikan panggung politik.

“Jangan politisasi kasus kematian Imam Masykur,” tegas Kanda Syukri dalam keterangannya kepada media, Sabtu (2/9/2023).

Advertisements
BANK ACEH KS - PELANTIKAN BUPATI ACEH TAMIANG

Pernyataan itu disampaikan Kanda Syukri menyikapi isu miris yang menghubungkan Ketua Umum DPP PAS, Akhyar Kamil dengan mafia bisnis obat ilegal tersebut.

“Kita tahu, selama ini Ketum Akhyar Kamil sangat peduli dengan nasib masyarakat Aceh di perantauan. Dan tentunya tudingan tersebut sangat tidak benar,” ujarnya.

Karena itu, kata dia, jika pembahasan kasus tersebut terus dipolitisasi dan melenceng dari konteksnya, maka Kanda Syukri khawatir nantinya akan hilang fokus masyarakat untuk mengawal proses penegakan hukum dalam kasus tersebut.

“Bahkan sesama tokoh politik juga sudah saling menyerang. Apa tujuan dari tokoh politik ini kita juga tidak tahu, padahal saat ini keluarga korban dan kita semua masyarakat Aceh masih dalam keadaan berduka,” ujar Kanda Syukri yang juga calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dapil I dari Partai SIRA itu.

BACA JUGA
Ayah Ungkap Kondisi Terkini David Ozora: Bisa Berjalan tapi Kerap Jatuh

Ia menilai bahwa hal itu menunjukkan hilangnya akal sehat, sehingga membuka aib masyarakat Aceh ke publik. Apalagi pihak penyidik Pomdam Jaya sampai saat ini belum menyiapkan berkas perkara kasus tersebut. Karena itu, Ia meminta semua pihak untuk fokus mengawal kasus ini hingga tuntas, dan jangan dipolitisasi.

“Alangkah baiknya kita konsentrasi atau fokus dan kawal proses hukumnya, dan terkait motif penculikan dan penganiayaan nanti di pengadilan,” tutup Kanda Syukri yang juga menjabat sebagai Bendahara DPP Partai SIRA.

Diketahui, Imam Masykur yang merupakan warga Gampong Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh ini meninggal dunia setelah dirinya mengalami pemerasan, dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum Paspampres Praka RM dkk.

Penganiayaan yang berujung meninggal dunia terhadap Imam Masykur ini diketahui melalui video penyiksaan, foto surat laporan kepolisian hingga berita acara penyerahan mayat dan video peti mati Imam Masykur yang beredar melalui pesan WhatsApp. Kasus ini berawal saat korban Imam Masykur dibawa dari sebuah toko kosmetik di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (12/8/2023) lalu. Kemudian pada 15 Agustus 2023, jasad korban ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat.

Dalam kasus ini, tiga oknum prajurit TNI yang diduga telah menganiaya Imam Syakur hingga meninggal dunia ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya ialah Praka RM, Praka HS, dan Praka J.

Ketiga oknum prajurit TNI tersebut ditahan di Pomdam Jaya, Jakarta. Mereka masih diperiksa secara intensif hingga nantinya dibawa ke meja pengadilan militer. [*]

BACA JUGA
Kasus Caleg PKS Kena Bogem, Nurlis Effendi: Kami Wajib Bela Kader PA

Ketua DPW Persaudaraan Aceh Seranto (PAS), Syukri, menyatakan tidak sependapat dengan klaim sepihak tersebut. Politisi Partai SIRA itu mengecam keras tindakan pihak-pihak yang mendompleng kasus kematian Imam Masykur sebagai panggung politik. “Jangan dipolitisasi,” ujar sosok yang sering disapa Kanda Syukri, Sabtu (2/8/2023).

Ia mengemukakan hal itu dalam pertemuan dengan pengurus dan anggota Asosiasi Media Siber Aceh (AMSA) di sebuah café kawasan Lampineung, Banda Aceh. Kepada wartawan dan para CEO yang tergabung dalam komunitas itu, Kanda Syukri menyatakan perasaan miris ketika ada pihak yang menghubungkan Ketua Umum DPP PAS, Akhyar Kamil, dengan mafia perdagangan obat ilegal.

Ia mengaku mengenal betul pribadi ketum PAS. “Beliau sangat peduli dengan nasib masyarakat Aceh di perantauan. Rasanya, tidak ada orang lain yang mengorbankan uang pribadi untuk membantu orang lain. Karena itu, menurut saya, tudingan tersebut sangat tidak benar dan kejam,” ujarnya.

Menurut Kanda Syukri, jika kasus kematian Imam Masykur terus dipolitisasi dan menimbulkan bias kemana-mana, bisa berakibat biasnya fokus penegakan hukum. Faktor itu, sambungnya, bisa berakibat hilangnya fokus masyarakat dalam mengawal proses penegakan hukum.

Kanda Syukri mengamati, belakangan, terjadi aksi saling antarsesama tokoh politik di media, terutama media sosial. “Apa tujuan dari tokoh politik ini kita juga tidak tahu. Padahal saat ini keluarga korban dan kita semua masyarakat Aceh masih dalam keadaan berduka,” ujarnya.

Selain momentumnya kurang tepat, dimana masyarakat Aceh masih dalam suasana duka, aksi saling serang oknum politisi dan mengaitkan kematian almarhum dengan bisnis gelap obat ilegal menunjukkan hilangnya akal sehat para pelaku. Ini, sambungnya, termasuk tindakan membuka aib masyarakat Aceh ke publik.

BACA JUGA
Vicky Prasetyo Bantah Jerumuskan Dede Sunandar ke Dunia Politik, Begini Penjelasannya

Kata Syukri, apalagi pihak penyidik Pomdam Jaya, sampai saat ini, belum menyiapkan berkas perkara kasus tersebut. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk fokus mengawal kasus ini hingga tuntas, dan tidak mempolitisasinya. “Alangkah baiknya kita konsentrasi atau fokus mengawal proses hukumnya. Terkait motif penculikan dan penganiayaan nanti di pengadilan,” tutup Kanda Syukri yang juga Bendahara DPP Partai SIRA itu.

Seperti diberitakan media, Imam Masykur meninggal dunia setelah mengalami pemerasan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum Paspampres Praka RM dkk. Kasus penganiayaan itu diketahui melalui video dan foto surat laporan kepolisian yang beredar luas di media sosial.

Kasus ini berawal saat korban Imam Masykur dibawa dari sebuah toko kosmetik di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (12/8/2023) lalu. Kemudian pada 15 Agustus 2023, jasad korban ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat.

Dalam kasus ini, tiga oknum prajurit TNI yang diduga telah menganiaya Imam Syakur hingga meninggal dunia ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya ialah Praka RM, Praka HS, dan Praka J. Ketiga oknum prajurit TNI tersebut ditahan di Pomdam Jaya, Jakarta. Mereka masih diperiksa secara intensif hingga nantinya dibawa ke meja pengadilan militer.[]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.