Orinews.id|Banda Aceh – Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan program Bank Indonesia Mengajar dengan tema “Akselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia Maju” di Aula FMIPA, Banda Aceh, Senin (7/8/2023).
Program ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-70 Bank Indonesia serta Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. Kegiatan ini diikuti oleh sivitas akademika dan ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas di Banda Aceh.
Dalam paparannya, Deputi Gubernur BI, Juda Agung, Ph.D memberikan paparan mengenai Akselerasi Ekonomi Digital, Inklusif, dan Hijau Menuju Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas. Pada kesempatan itu, Ia mengajak para mahasiswa atau generasi muda untuk proaktif berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
“Saya mengajak generasi muda untuk berkontribusi dalam pemulihan masa depan, karena masa depan ekonomi kita ada di tangan adik adik mahasiswa semuanya, dan juga harus melihat tren ke depan dengan cermat,” ujar Juda.
Ia menyebutkan ada delapan tantangan baru yang harus dihadapi generasi muda, yaitu Ekonomi Global Pasca-Covid, mulai dari isu-isu jangka pendek seperti Ekonomic Recovery, Inflasi Tinggi, Pasar Keuangan, berkurangnya Globalisasi, dan Geopolitik. Sedangkan isu-isu jangka panjang seperti Peningkatan Digitalisasi, Kualitas Pertumbuhan, Ekonomi Hijau, dan Masalah Kesehatan.
“Nah inilah yang harus adik adik mahasiswa siapkan dengan baik. Isu-isu jangka pendek ini harus dihadapi dalam waktu 5 tahun ke depan. Sementara isu-isu jangka panjang akan terus berlangsung hingga 50 sampai 100 tahun ke depan,” tutur Juda.
Sementara itu, Rektor USK Prof Marwan menyambut baik acara ini karena dapat membuka wawasan sivitas akademika USK, termasuk mahasiswa terkait digitalisasi keuangan.
Prof Marwan mengatakan, USK memiliki semangat yang sama dengan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian. Hal ini terbukti dengan kolaborasi kedua institusi ini dalam menggerakkan ekonomi Aceh, terutama di sektor ekonomi mikro.
Disebutkan, salah satu bentuk nyata dari kerja sama ini adalah berkembang kembalinya industri nilam di Aceh, setelah BI mendukung USK untuk melakukan intervensi nilam Aceh melalui lembaga risetnya yaitu Atsiri Research Center (ARC).
“Kolaborasi seperti ini sangatlah penting untuk membangkitkan ketahanan ekonomi nasional. Maka kami berharap, kerja sama yang sudah terbangun dengan baik selama ini dapat terus ditingkatkan,” demikian harap Prof Marwan. []