Orinews.id|Medan – Bank Indonesia (BI) menargetkan jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bisa mencapai 45 juta pada akhir tahun 2023. Saat ini jumlah pengguna QRIS telah mencapai 35,80 juta.
Hal itu disampaikan Ekonom Ahli di Kelompok Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pembayaran untuk Mendukung Ekonomi dan Keuangan Digital – Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Arya Rangga Yogasati dalam acara Peningkatan Kapasitas bagi Mitra Jurnalis Aceh di Kota Medan, Jumat (21/7/2023).
“Berdasarkan catatan, hingga bulan Mei 2023, jumlah pengguna QRIS di Indonesia mencapai angka 35,80 juta, dan kita targetkan akhir tahun ini penggunanya bisa mencapai 45 juta,”
Menurut Arya, teknologi pembayaran QRIS mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia. Sistem pembayaran non tunai ini memberikan dukungan bagi perekonomian dan sektor pariwisata, khususnya di Provinsi Aceh.
Ia menyebutkan, tambahan pengguna baru QRIS pada tahun 2022 yaitu mencapai 17,201 juta. Ini membuktikan bahwa pengguna QRIS cukup tinggi di Indonesia. Sebab itu, Arya optimistis dapat mencapai target 45 juta pengguna pada akhir tahun 2023.
Arya menyoroti sektor pariwisata Aceh yang mencatat pertumbuhan pesat dalam penerapan QRIS. Terdapat 980 pengguna QRIS di sektor pariwisata Aceh, yang tertinggi yaitu Banda Aceh mencapai 374 pengguna, Kabupaten Aceh Besar 77 pengguna, Sabang 74 pengguna, Aceh Tengah 74 pengguna, dan Kota Lhokseumawe 54 pengguna.
“QRIS memberikan manfaat bagi pelaku usaha pariwisata di Aceh. Mereka dapat menerima pembayaran dari berbagai platform pembayaran tanpa harus memiliki banyak akun atau alat pembayaran. Selain itu, QRIS juga memudahkan pelaporan transaksi dan administrasi,” ujar Arya.
Arya menjelaskan bahwa kebijakan MDR (Merchant Discount Rate) sebesar 0,3 persen untuk pelaku usaha mikro memberikan tiga keuntungan penting. Pertama, beban biaya transaksi menjadi lebih ringan bagi pelaku usaha mikro sehingga meningkatkan efisiensi. Kedua, penyedia jasa pembayaran dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Ketiga, dana investasi akan lebih cepat berputar, dan ekspansi pedagang akan semakin meningkat.
Selain itu, QRIS juga telah memfasilitasi aktivitas perdagangan dan sektor pariwisata antar negara, terutama bagi UMKM. Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral dengan turis negara mitra meningkatkan stabilitas makro ekonomi.
“Turis dari negara mitra dapat menggunakan aplikasi pembayaran negaranya sendiri melalui pemindai QRIS di pedagang Indonesia. Begitu pula sebaliknya dengan turis Indonesia yang dapat menggunakan aplikasi pembayaran Indonesia dengan pemindai kode QR pada pedagang di negara mitra,” tutur Arya.
Arya berharap bahwa QRIS dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan daerah. Ia juga mengajak para mitra jurnalis untuk menyebarkan informasi tentang manfaat dan keunggulan QRIS kepada masyarakat.
“Kami mengapresiasi peran media massa dalam mengedukasi masyarakat tentang sistem pembayaran non tunai seperti QRIS. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia,” pungkas Arya.
|Reporter: Khairil Akram
|Editor: Awan