Orinews.id|Bogor – Pianis nasional Rudy Octave yang dikenal dengan project “Rap Nusantara II” meluncurkan single lagu “Kuliner Aceh” bersamaan dengan peluncuran menu baru berupa kuliner Aceh di Café Nine Damara yang terletak di Damara Village, Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/7) petang. Komunitas Sahabat Kuliner Aceh memberi apreasiasi tinggi atas inisiatif tersebut.
Peluncuran single “Kuliner Aceh” berirama ska menghadirkan rapper Aceh Made yang punya nama lengkap Ramadhan Moeslem Arrasuly dan Agus PMTOH. Rudy Octave, pianis nasional asal Majalengka itu mengatakan, lagu kuliner Aceh ini adalah bagian dari project Rap Nusantara II, sebuah proyek yang berkolaborasi dengan para seniman tutur lisan nusantara. Sebelumnya, 2019 telah rilis project “Rap Nusantara I”
Dalam kesempatan itu, Café Nine Damara yang dikelola oleh Rudy menghadirkan menu baru berupa kuliner Aceh yaitu mie goreng Aceh, nasi goreng Aceh, teh tarik, dan kopi arabika Aceh Gayo.
“Ini bagian dari upaya kami untuk menghadirkan destinasi budaya dan wisata kuliner yang dikemas lagu dan makanan khas nusantara,” kata Rudi Octave.
Ditanya mengapa menu kuliner Aceh yang dipilih, Rudi mengatakan dirinya sudah mencoba beberapa makanan nusantara dan merasa bahwa mie Aceh dan nasi goreng Aceh lebih mudah penyajiannya dan punya cita rasa yang khas dan unik.
Untuk menjaga cita rasanya, Rudi menggunakan bumbu yang didatangkan langsung dari Banda Aceh.
“Yang penting adalah di bumbunya. Jadi saya datangkan langsung bumbunya dari Banda Aceh supaya rasanya otentik,” tambah Rudy yang merupakan penikmat kuliner saat berkunjung ke tempat baru, termasuk ketika ke luar negeri.
Dalam peluncuran itu turut diundang Sahabat Kuliner Aceh, sebuah komunitas diplomasi kuliner Aceh di Jabodetabek yang diwakili oleh mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dan pengacara J Kamal Farza, Jurnalis Senior Yuswardi A Suud, Budayawan Benny Poelem, dan Pengacara Mahmuddin, para pegiat Sahabat Kuliner Aceh di Jakarta Raya.
“Kami sangat merasa terhormat dengan apa yang dilakukan oleh Rudi Octave dan kawan-kawan. Ini adalah sebuah cara kreatif dan penghargaan atas warisan budaya dan kuliner dari leluhur kita. Ini juga bagian dari diplomasi kuliner Aceh, sebagai ikhtiar kita untuk memperluas penikmat kuliner Aceh di nusantara,” kata Kamal Farza.
Dalam kesempatan yang sama, tim dari Kendi Ireng memperagakan cara menyangrai kopi arabika Gayo menggunakan kendi tembikar yang terbuat dari tanah liat. Biji kopi dimasukkan dalam kendi dan disangrai (roasting) sampai tingkat kematangan tertentu sebelum diolah menjadi minuman.
Sekitar 100-an tamu yang hadir tampak menikmati menu kuliner Aceh yang dimakan sembari menonton peluncuran single lagu “Kuliner Aceh” yang memadukan musik ska dengan sentuhan rapai, alat musik tradisi Aceh.[]