Kolaborasi Mitra Dukung Transformasi Perpustakaan dalam Mencetak SDM Unggul
Orinews.id|Jakarta – Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat pengelolaan dan penyebaran bahan pustaka. Namun, perpustakaan saat ini bertransformasi menjadi entitas dalam pengelolaan dan penyebaran data, informasi, dan pengetahuan yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kecakapan hidup masyarakat. Guna memaksimalkan capaian dari hal tersebut, dibutuhkan keterlibatan instansi dan lembaga terkait secara lebih masif.
Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) pada Jumat (7/7/2023) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan para mitra. Mereka adalah 1) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, 2) Universitas Indo Global Mandiri (UGM), 3) Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia, 4) Politeknik Negeri Bali, 5) Universitas Muhammadiyah Bandung, 6) Institut Agama Islam Yasni Muara Bango, 7) Universitas Muhammadiyah Makassar, 8) Universitas Nahdlatul Ulama, 9) Institut Teknologi dan Bisnis Indobaru Nasional, 10) STIKes RSPAD Gatot Subroto, serta 11) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Selain itu, Perpusnas RI juga menandatangi perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab RI).
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa tepat di tanggal 7 Juli yang dirayakan sebagai Hari Pustakawan Nasional, pihaknya berharap, dapat makin terjalin kolaborasi antara para pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam peningkatan literasi masyarakat melalui peningkatan penyelenggaraan perpustakaan sesuai standar melalui akreditasi perpustakaan, penyelarasan Standar Nasional Perpustakaan di satuan pendidikan, peningkatan kapasitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan, pemanfaatan dan akses sumber daya informasi Perpustakaan Nasional, serta pembinaan penerbitan ISBN dan pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam di lingkungan Kemendikbudristek.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional atas dukungan yang secara konsisten diberikan bagi Kemendikbudristek. Semoga apa yang telah disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini dapat terimplementasi secara optimal dan berdampak baik bagi para pihak demi peningkatan literasi bangsa yang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya di Auditorium Lantai 2, Perpusnas RI, Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Sesjen Suharti mengungkapkan, sebanyak 70 persen anak-anak Indonesia memiliki kompetensi di bawah rata-rata. Oleh karena itu, kami perlu dukungan Perpusnas, Sekretariat Kabinet (Setkab), dan pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.
“Kita harus memastikan agar yang dilakukan di bawah berjalan seiring dengan langkah pemerintah pusat meluncurkan kebijakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, terkait literasi, Kemendikbudristek telah melakukan perubahan kurikulum, membina guru untuk memastikan peserta didik memenuhi kompetensi dasarnya dalam hal literasi, numerasi, maupun pengembangan karakter. Berbagai platform juga disediakan agar para pendidik bisa saling belajar dan berbagi, contohnya dalam platform Merdeka Mengajar (PMM) baik secara tertulis maupun dalam bentuk video. Selain itu, untuk meningkatkan literasi, Kemendikbudristek juga telah menyediakan 13 juta buku untuk PAUD dan SD baik di daerah terpencil maupun yang di satuan pendidikan dengan tingkat literasi yang rendah.
“Upaya tersebut kami lakukan untuk memastikan agar mendapatkan layanan yg lebih berkualitas,” imbuhnya.
Dalam upaya mencetak SDM unggul, Sesjen juga mengajak para penulis untuk berkontribusi dalam menerbitkan bacaan ringan tetapi juga sarat makna.
“Satu buku sebanyak 10 halaman saja. Namun, dikemas dengan ide sederhana, tata bahasa yang baik dan ilustrasi yang menarik, bisa menarik minat anak-anak untuk membaca berulang kali,” jabarnya.
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando mengatakan penandatanganan nota kesepahaman/PKS merupakan bagian dari kerja bersama dalam mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) tentang peningkatan SDM.
“Upaya kami untuk men-support peningkatan kualitas pendidikan baik formal maupun nonformal sampai masyarakat umum sesuai arahan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah diupayakan dengan sebaik mungkin,” katanya mengamini kondisi bahwa Indonesia masih memiliki minat literasi yang rendah.
Syarif menggarisbawahi kutipan Mendikbudristek yang mengatakan bahwa tingkat literasi suatu bangsa selaras dengan pendapatan perkapitanya. Hal ini menurutnya senada dengan buku “The Intelligence of Nations” karangan Richrad Lynn dan Divid Becker. Disebutkan bahwa ada 10 negara dengan penduduk terpintar di dunia yakni Jepang, Taiwan, Singapura, Hongkong, China, Korea Selatan, Belarusia, Finlandia, Liechtenstein, dan Jerman. Adapun indikator negara terpintar di dunia adalah 1) memiliki IQ yang tinggi, 2) memiliki tingkat literasi, 3) peringkat universitas, 4) rata-rata pendapatan perkapita, 5) jenis barang ekspor hasil teknologi tinggi, 6) fasilitas kesehatan, dan 7) perkembangan teknologi.
Pendidikan merupakan hal yang mutlak dalam menciptakan SDM unggul. Syarif mendorong akses terhadap buku-buku bacaan perlu terus ditingkatkan. Sebab ilmu yang bersifat teori merupakan landasan, selanjutnya adalah memupuk mental pemelajar yang harus dipupuk dalam mencetak generasi emas.
“Pendidikan itu bagaimana seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan hak-haknya termasuk akses terhadap sarana dan prasarana literasi dan peningkatan minat baca,” ujarnya.
Bersamaan dengan ini, diluncurkan pula buku Mastini Hardjoprakoso: Memorial Peletak Fondasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Syarif Bando merasa bangga dengan rekam jejak perjuangan Ibu Mastini yang dalam mengupayakan peningkatan SDM melalui literasi khususnya peran pustakawan.
“Hari ini kehadiran kita di sini adalah sebagai wujud penghormatan atas perjuangan beliau terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa Indonesia,” pungkas Syarif.