Orinews.id|Banda Aceh – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada Kamis, (8/6/2023). Sidak yang kedua kali dalam Minggu ini dilakukan untuk memastikan pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan provinsi tersebut berjalan dengan baik.
Ketua Komisi V DPRA, M. Reza Fahlevi Kirani, mengatakan bahwa sidak ini merupakan tindak lanjut dari rapat dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Bustami Hamzah, Dewan Pengawas RSUDZA, dan Direktur RSUDZA, dr. Isra Firmansyah sebelumnya. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa temuan yang mengkhawatirkan terkait pelayanan di RSUDZA.
“Kita memang membuktikan bahwa apa yang menjadi kendala dan keluhan masyarakat, yang pertama sekali adalah masyarakat rujukan dari 23 Kabupaten/Kota perlu pelayanan sub spesialis di RSUDZA. Kalau spesialis sudah ada di kabupaten/kota. Makanya kita buktikan hari ini bersama pengambil kebijakan bahwa memang betul tidak ada sub spesialis,” kata Reza.
Reza mencontohkan, seperti di ruang urologi misalnya, tidak ada dokter sub spesialis yang bertugas. Padahal, pasien yang membutuhkan pelayanan urologi cukup banyak. Ia menilai bahwa ini merupakan kelemahan manajemen RSUDZA yang tidak bisa mengatur jadwal dokter dengan baik.
“Jadi, kita melihat tadi tingkat kehadiran dokter di ruangan hanya 10%, ada lima yang bertugas, tapi hanya satu yang hadir, kemudian tidak punya jadwal piket dokter. Dan ini bukan kesalahan dari Dokter, tapi ini kesalahan dari manajemen rumah sakitnya, manajemen harus punya skema dalam jadwal tersebut, sehingga tidak terjadi antrian lama pasien di ruangan,” ujar Reza.
“Nah, ini kan harus dibenahi, dan kita kemarin sudah rapat dengan Pak Sekda, dewan pengawas rumah sakit, semua kita paparkan, kami ingin buktikan bahwa sidak DPR Aceh itu adalah betul adanya, bukan mengada-ada, dan dibuktikan langsung oleh pemerintah Aceh hari ini,” sambungnya.
Reza menambahkan, selain ketidakhadiran dokter sub spesialis, sidak juga menemukan masalah infrastruktur di RSUDZA. Misalnya, kondisi pendingin udara (AC) yang tidak berfungsi dengan baik di beberapa ruangan. Ia berharap agar dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUDZA bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki fasilitas tersebut.
“Kita harapkan ada perbaikan yang komprehensif di rumah sakit, kita inginnya manajemennya betul-betul mengelola rumah sakit bukan mengelola proyek,” tegasnya.
Reza juga mengapresiasi kehadiran Sekda Aceh yang mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Aceh dalam sidak ini. Ia berharap agar pemerintah provinsi bisa melakukan evaluasi terhadap manajemen dan pelayanan RSUDZA. Ia juga menegaskan bahwa Komisi V DPRA akan terus mengawal perbaikan di RSUDZA.
“Kita harapkan dengan hadirnya pak sekda mewakili Pj Gubernur Aceh bahwa ini betul-betul diperbaiki ke depan untuk dievaluasi baik di sisi manajemennya kemudian pelayanannya, ini harus betul-betul dievaluasi, sehingga rumah sakit Zainal Abidin menjadi lebih baik depan,” katanya.
“Dan masyarakat di 23 kabupaten kota yang dirujuk kesini akan betul-betul dilayani dengan sub spesialis, karena kalau spesialis itu sudah ada di Kabupaten Kota, jadi yang lebih spesifik disini untuk menangani dari sesi pelayanan medis,” pungkasnya.
|Reporter: Khairil Akram
|Editor: Awan