Orinews.id|Kota Jantho – Nasruddin Abdul Wahab Lhoong (Awl), SHut, putra Aceh Besar yang kini menjadi Bakal calon legislatif (Bacaleg) Partai Gelora untuk DPR RI daerah pemilihan 1 Aceh, mendorong masyarakat Aceh Besar untuk meningkatkan usaha ekonomi kreatif.
Menurut Nasruddin, Aceh Besar memiliki garis pantai yang panjang dan indah, memiliki wilayah yang sangat luas dengan potensi alam yang luar biasa.
“Mulai dari Krueng Raya hingga ke Lhoong hampir semua pantainya bagus dan memiliki potensi sebagai objek wisata pilihan, ini bisa menjadi modal utama melakukan usaha ekonomi kreatif,” katanya, Kamis (25/5/2023).
Ia mengatakan, wisata merupakan usaha kreatif yang potensial sebagai penopang ekonomi masyarakat, selain alam yang indah, ada beberapa usaha lainnya yang bisa dijadikan pendukung agar wisata itu diminati.
“Salah satunya oleh-oleh, merchandise bisa menjadi pilihan untuk usaha ekonomi kreatif, begitu pula dengan home stay, jika itu kita lihat dari sektor wisata,” ujarnya.
Lain halnya dengan hasil alamnya, menurut pria yang pernah aktif sebagai voulentir di beberapa lembaga donor Itu, hasil laut yang melimpah juga dapat dimanfaatkan untuk usaha ekonomi kreatif, saat ini ada masyarakat yang menjajakan ikan asin kering di pinggir jalan, hal itu juga menjadi sebuah peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir.
“Sudah banyak yang berjualan ikan asin di pinggir jalan, sebenarnya ini bagus untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, namun butuh ide dan gagasan yang bagus agar penjualan masyarakat menjadi besar dan diminati wisatawan,” terang Nasruddin yang juga aktivis nasional.
Ia bahkan optimis, nelayan yang ada di pesisir Aceh Besar dapat mengembangkan multi usaha, nelayan dapat memanfaatkan hasil laut sebagai kerajinan, nelayan juga dapat mengembangkan budi daya ikan keramba, ikan payau dan tambak.
“Terbukti, dulu saat saya aktif kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JiCA) kita laksanakan program budi daya tiram di Krueng Raya dan Deah Glumpang bersama kelompok tani dan nelayan, dan hasilnya sangat bagus, panen tiram masyarakat sangat melimpah,” sebut Nasruddin Awl.
Tidak berhenti sampai disitu, dirinya juga pernah mengembangkan budi daya rumput laut di wilayah Layeun, itu juga menghasilkan panen yang luar biasa, ditambah lagi dengan hasil tangkapan nelayan di laut lepas dan pinggiran pantai, maka Aceh Besar bisa dijadikan satu lumbung ikan cadangan.
“Sebut saja nelayan yang melakukan tarik pukat, selain sebagai budaya dan hiburan masyarakat yang melihat, hasil tangkapan para nelayan lumayan besar, itu bukti jika laut Aceh ini memiliki ikan yang melimpah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber penghasilan sehari-hari,” tuturnya.
Mantan aktivis mahasiswa yang pernah diganjar penghargaan sebagai penulis terbaik ZIS tingkat nasional itu menjelaskan, tidak hanya potensi bahari Aceh Besar saja yang bisa dimanfaatkan sebagai pengembangan usaha ekonomi masyarakat, namun sektor pertanian yang ada di Aceh Besar juga memiliki potensi luar biasa. Sektor Pertanian telah mengupayakan tumbuhnya kreativitas dan semangat pengembangan usaha produktif yang bernilai tambah dan berdaya saing dalam masyarakat tani khususnya pelaku agribisnis.
“Pengembangan ekonomi kreatif di sektor pertanian, dimulai dari penciptaan berbagai sarana produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, energi terbarukan, pengembangan produk dan desain kemasan, rekayasa tampilan, pengelolaan keunikan alam pertanian sampai pemanfaatan hasil samping atau limbah pertanian, ini juga bisa dilakukan di Aceh Besar,” kata mantan Ketua IKPM Jogja itu.
Nasruddin menyadari, jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan pemerintah, itu sebabnya, ia juga meminta agar pemerintah memiliki visi dan misi pengembangan ekonomi kreatif ditengah masyarakat, apalagi dalam kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil.
“Tentunya pemerintah harus turun tangan, karena pemerintah merupakan jembatan sukses bagi pelaku usaha, baik dari sisi desain, promosi dan permodalan,” ujar Nasrudin.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi kreatif berbasis pertanian sesuai potensi dan kearifan lokal di masing-masing wilayah.
“Jadi, pemerintah bisa menyesuaikan kondisi wilayahnya saja,” pungkas bacaleg DPR RI Partai Gelora. [*]