Warga Aceh Besar Keluhkan Tagihan Air Bengkak, Begini Tanggapan Dirut PDAM Tirta Mountala

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Orinews.id|Banda Aceh – PDAM Tirta Mountala Aceh Besar memberikan tanggapan terkait keluhan warga Gampong Lamtheun, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar yang merasa tagihan air mereka membengkak meski air mati selama dua pekan di bulan April. Sehingga warga menilai PDAM Tirta Mountala menetapkan beban tagihan air sepihak tidak berdasarkan fakta pemakaian.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PDAM Tirta Mountala Aceh Besar, Sulaiman mengatakan setiap masing-masing rumah sudah memiliki hakimnya masing-masing yaitu meteran. Jika ada warga yang mengalami masalah dengan tagihan air, mereka dapat datang ke kantor dan jumpa langsung bagian hubungan langganan, dan secara bersama-sama dapat melihat riwayat meteran dari saat pertama kali dipasang sampai saat terakhir.

“Masing-masing rumah sudah ada hakimnya yaitu meteran, bila ada yang komplain datang ke kantor jumpa bagian hubungan langganan, dan kita lihat sama-sama riwayat meterannya mulai sejak pertama dia pasang sampai akhir bisa dilihat,” kata Sulaiman saat dihubungi orinews, Sabtu (20/5/2023) malam.

|Baca juga: Warga Lamtheun Aceh Besar Keluhkan Tagihan Air PDAM Membengkak

Lebih lanjut, Sulaiman menjelaskan meteran yang selama ini dipakai oleh masyarakat itu adalah keluaran pabrik sudah standar SNI. Namun, kata dia, terkadang ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pengukuran pemakaian air, seperti ketika keran air dibiarkan terbuka berhari-hari atau berbedanya tagihan ketika meteran rusak dengan meteran baru. Hal ini, menurut Sulaiman, dapat membuat tagihan air menjadi tidak sesuai dengan pemakaian sebenarnya.

“Biasanya setelah jumpa dengan pelanggan, kita tanya pernah ngak keran airnya dibiarin terbuka berhari, karena bisa saja pertama waktu dibuka kerannya mungkin tidak ada air dan lupa ditutup, sehingga begitu airnya hidup orangnya tidak ada di rumah, sedangkan meteran jalan terus. Dan juga kalau meteran rusak dan belum diganti pelanggan bayarnya hanya beban, kemudian begitu sudah kita ganti dengan meteran baru, bayarnya sudah mulai normal kembali. Itulah yang sering kita dapatkan setelah pelanggan datang ke kantor,” jelas Sulaiman.

Ia menambahkan, PDAM Tirta Mountala Aceh Besar juga memiliki petugas yang datang pada tanggal yang sama setiap bulannya untuk melakukan pencatatan meteran. Namun, petugas tidak mencatat meteran dengan tangan, melainkan menggunakan HP kamera untuk mengambil foto meteran. Foto-foto tersebut kemudian di-upload ke sistem di kantor, sehingga pelanggan dapat melihatnya kapan saja.

Karena itu, Sulaiman mengimbau kepada warga agar lebih memperhatikan penggunaan air di rumah masing-masing, dan menutup keran air dengan baik setelah digunakan. Ia juga menyarankan agar jika ada permasalahan dengan tagihan air, warga dapat langsung datang ke kantor PDAM dan berkonsultasi dengan bagian hubungan langganan, sehingga masalah dapat diselesaikan secara transparan.

Selain itu, Sulaiman juga mengingatkan masyarakat untuk membayar tagihan tepat waktu, jangan sampai menumpuk sehingga membuat tagihan membengkak.

“Bayar tagihan tepat waktu ngak ada masalah, tapi kalau sudah 2 bulan atau lebih tagihan sudah menumpuk sehingga waktu bayar sudah pasti banyak,” ujar Sulaiman

Meski demikian, kata dia, PDAM Tirta Mountala Aceh Besar akan tetap memperhatikan keluhan warga terkait tagihan air yang tidak sesuai dengan pemakaian sebenarnya. Pihaknya juga akan terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

|Reporter: Wanda |Editor: Maulya