Orinews.id|Sabang – Bakti Kominfo kembali bekerjasama dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) untuk mengadakan acara webinar Seminar Merajut Nusantara pada Selasa, 9 Mei 2023.
Kali ini acara diadakan di Sabang Aceh dan menghadirkan tiga narasumber yaitu, Anggota Komisi I DPR-RI, Fadhullah,SE , Yuliandre Darwis Ph.D selalu Ketua Dewan Pakar ISKI, dan juga Hermanto selaku Praktisi Digital Marketing dan Ecommerce.
Acara yang bertemakan “Digitalisasi UMKM dalam Mendukung Produk Kreatif Local” ini di ikuti oleh berbagai pelaku usaha di Kota Sabang, Aceh.
Dalam paparannya, Fadhullah menyampaikan, acara ini digelar dalam rangka silaturahmi dan mendengar aspirasi dari masyarakat Aceh.
Sebagai salah satu anggota DPR RI perwakilan Propinsi Aceh, Fadhullah mengaku memiliki kewajiban untuk mendengarkan isu-isu yang disuarakan oleh masyarakat Aceh.
Disampaikan Fadhullah, saat ini UMKM di Aceh menunjukan peningkatan yang luar biasa. Hal ini ditandai dengan banyaknya aneka barang dari wilayah Aceh yang kian di kenal luas tak hanya di wilayah Aceh namun juga di berbagai daerah di Indonesia dan Luar negeri.
“Perkembangan bisnis digital di Indonesia kini telah tumbuh pesat. Kondisi wabah Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun dan menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas telah mendorong munculnya kreativitas dan inovasi. Salah satunya, kian maraknya bisnis berbasis digital,” ujar Putra asli Aceh itu.
Bagi pelaku usaha, lanjutnya, adaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan. Bila pelaku usaha mampu beradaptasi, bahkan mampu menemukan peluang baru untuk pertumbuhan bisnisnya, merekalah yang mampu tetap survive di era digital.
Sementara itu, Yuliandre Darwis Ph.D selalu Ketua Dewan Pakar ISKI, mengatakan bahwa produk dalam negeri saat ini tidak kalah kualitasnya dibandingkan buatan asing. Meski begitu, produk buatan UMKM masih perlu didorong agar kualitasnya semakin baik dan lebih diberikan ruang untuk berjualan.
“Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia yakni memiliki kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi. Namun demikian, kemampuan ekspor UMKM masih terbatas sekitar 14,37% dari total ekspor serta pemanfaatan e-commerce juga masih rendah yaitu sekitar 21%,” tutur Yuliandre
Sebagai narasumber terakhir Hermanto selaku Praktisi Digital Marketing dan Ecommerce memaparkan Menjadi catatan penting bahwasannya UMKM terbuka terhadap perubahan, memiliki inovasi, dan mempunyai kemauan berkembang. Kolaborasi, kerja sama,dan adaptasi digital menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini.
Melalui kolaborasi, kami yakin kemajuan eksistem digital di Indonesia dapat tercapai, bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat,dan memberikan efek positif bagi perekonomian Indonesia.
“Kita perlu mendorong agar sektor privat nasional juga melakukan langkah afirmasi yang sama, sehingga UMKM nasional kita menjadi tuan di dalam negeri sendiri, menjadi pelaku utama sektor bisnis dan industri di dalam negeri sendiri,upaya menjadikan produk UMKM sebagai penyedia kebutuhan pasar dalam negeri menjadi tugas bersama pemerintah dan sektor swasta. untuk itu, jangan sampai kita lengah terhadap hal ini. Kita harus mengisi kebutuhan pasar dan demand dalam negeri melalui produk-produk UMKM kita sendiri, utamanya,” pungkas Hermanto.
Sebagai penutup acara ketiga narasumber menghimbau bahwasannya mari para pelaku UMKM bangkit dan berjuang Bersama menghadapi gempuran pasar bebas. Jangan menyerah dan maksimalkan segala hal yang ada. Dan tentunya semoga segala usaha yang telah di lakukan oleh pelaku UMKM dapat berdampak kepada pendongkrak ekonomi di Indonesia. [*]