Soal Pergantian Direksi dan Komisaris BAS, PAKAR: Menjawab Tuntutan Bukan Arogansi Kekuasaan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Orinews.id|Banda Aceh – Direktur Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (Pakar), Muhammad khaidir, S.H menanggapi terkait pergantian jajaran direksi dan komisaris Bank Aceh Syariah (BAS) beberapa waktu lalu yang menjadi perbincangan publik.

Ia menilai pergantian jajaran direksi dan komisaris BAS ini adalah jawaban atas tuntutan berbagai pihak yang menghendaki agar BAS dengan Direktur Utama yang baru dapat berkerja secara extraordinary untuk memastikan agenda transformasi menghasilkan kinerja lebih bagi daerah dan rakyat Aceh.

Menurutnya, semangat itulah yang ditangkap oleh para pemegang saham BAS yang kemudian melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menghasilkan keputusan pergantian jajaran direksi dan komisaris tersebut.

“Selama ini, berbagai pihak sangat keras menyuarakan tuntutan agar BAS menjadi bank utama di Serambi Mekkah. Bukan hanya agar aspek pelayanan dan dukungan terhadap aktifitas ekonomi daerah tumbuh melainkan juga agar BAS dapat menjadi pendukung pelaksanaan Lembaga Keuangan Syariah,” ujar khaidir.

Namun, lanjutnya, masyarakat mencermati bahwa agenda transformasi yang dijalankan selama ini belum melampaui bank pembangun daerah atau bank syariah lainnya.

“Untuk itu, jawaban praktis yang mesti dilakukan adalah percepatan transformasi budaya melalui pergantian jajaran direksi dan komisaris dengan harapan dapat menjawab apa yang menjadi tuntutan rakyat Aceh,” pungkas Khaidir.

Untuk diketahui, keputusan pergantian jajaran direksi dan komisaris BAS dihasilkan dari RUPS yang melibatkan mayoritas pemegang saham, baik pemegang saham pengendali maupun pemegang saham biasa.

Dalam RUPS, para pemegang saham mencermati semua masukan dan pandangan baik yang disampaikan oleh publik melalui media massa maupun yang disampaikan oleh jajaran pemegang saham serta hasil pencermatan atas laporan yang disampaikan oleh manajemen Bank Aceh Syariah.

Sebagai bank milik rakyat Aceh yang mengikutsertakan anggaran rakyat sudah semestinya BAS mempertimbangkan masukan yang disampaikan oleh semua pihak.

“Dengan begitu sangat berlebihan jika disebut pergantian jajaran direksi dan komisaris BAS sebagai wujud arogansi kekuasaan,” tutup Khaidir. [*]