Orinews.id|Banda Aceh – Sebanyak 198 warga di Banda Aceh terjangkit virus HIV-AIDS sejak 2008 hingga Februari 2023. Kasus tersebut melonjak drastis mulai 2021 dan untuk tahun ini sudah terdapat 14 kasus.
Berdasarkan data kasus HIV-AIDS di Kota Banda Aceh, Sabtu (1/4/2023), dari 198 kasus tercatat sebanyak 161 merupakan penderita HIV dan 37 penderita AIDS. Sepanjang tahun 2008 hingga 2020, kasus tercatat setiap tahunnya berjumlah 10 kasus ke bawah.
Namun pada tahun 2021, ada 35 kasus HIV-AIDS yang tercatat dengan rincian 30 kasus HIV dan sisanya AIDS. Setahun berselang, kasusnya melonjak drastis yakni 88 kasus di tahun 2022 dengan rinciannya 69 kasus HIV dan 19 penderita AIDS.
“Ini data kasus yang tercatat di layanan kesehatan di Kota Banda Aceh, walaupun sebagian besar KTP bukan penduduk Banda Aceh,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh drg Supriyadi.
Menurutnya, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari penemuan kasus pertama pada 2008 silam. Penderita HIV disebut tidak dapat sembuh sehingga harus mengkonsumsi obat seumur hidup.
“Berdasarkan faktor risiko itu laki-laki seks laki-laki (LSL) sebanyak 74 kasus, heteroseksual 33 kasus, homoseksual 18, gay 2, biseksual 2, pelanggan pekerja seks (PS) 10 dan lainnya,” jelas Supriyadi.
Penderita HIV-AIDS di Banda Aceh 90 persennya laki-laki dengan usia rata-rata 20 hingga 39 tahun. Menurutnya, Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan untuk mencegah penyebaran kasus HIV-AIDS.
Beberapa langkah itu, kata Supriyadi, antara lain melakukan survei pemetaan populasi kunci, pemeriksaan atau skrining tes untuk semua ibu hamil, pasien TB, pasien IMS dan warga binaan di Lapas dan Rutan.
“Kita juga melakukan penyuluhan di sekolah yang dilakukan petugas Puskesmas serta pelayanan perawatan dan dukungan pengobatan di Puskesmas serta rumah sakit di Banda Aceh,” ujarnya.
|Sumber: detiksumut