Malik Musa Terpilih Jadi Ketua Muhammadiyah Aceh
Orinews.id|Bireuen – A Malik Musa terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh periode 2022 – 2027. Ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah ke-39 yang baru saja ditutup tadi malam, Ahad, (5/3/2023).
Malik memperoleh suara terbanyak berdasarkan hasil e-voting siang kemarin dengan mengalahkan 12 kandidat lainnya, yaitu Ichwanul Fitri, M.Kes, Dr. Taqwaddin, Abrar Zym, M.Ag, Dr. Ali Abubakar, Dr. M Zardan, Dr. Aslam Nur, Hermansyah, M.Sos, Dr. Amiruddin, M. Yamin, M.Si, Dr. Muharrir, Dr. Nasrul Zaman, dan Taufiq Rahim, PhD.
Kemarin, langsung dilakukan rapat pertama PWM yang baru terpilih di Mesjid Taqwa Muhammadiyah Bireun. Rapat tersebut dihadiri oleh semua Pimpinan Wilayah yang baru terpilih dan dipimpin langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Izzul Muslimin.
Setelah setiap Anggota Pimpinan menyampaikan pendapatnya, akhirnya secara musyawarah mufakat disepakati A. Malik Musa sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh periode 2022 – 2027.
Hasil rapat tersebut kemudian disampaikan oleh Dr. Izzul Muslimin yang mewakili Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam pidato penutupan Muswil, yang dihadiri sekitar 500-an peserta dan penggembira.
“Insya Allah dengan basmallah saya siap memimpin Muhammadiyah Aceh,” tegas A Malik Musa pada pidatonya yang pertama.
Dijelaskan, bahwa Muhammadiyah adalah organisasi besar yang menghimpun banyak warga di dalamnya. Organisasi Islam ini memiliki banyak bidang. Karenanya, kepengurusannya pun harus multi disiplin. Tidak cukup hanya ulama saja. Tetapi perlu juga Ahli Kesehatan, Ahli Hukum, Ahli Ekonomi, Ahli Pendidikan, dan ahli-ahli lainnya untuk mengelola organisasi ini dengan asetnya yang banyak.
“Karena itu, saya mohon dukungan dan bantuan dari semua warga Muhammadiyah Aceh untuk bisa mengelola organisasi besar ini,” ujar A Malik dalam keterangannya, Senin (6/3/2023).
“Insya Allah dalam waktu dekat kami akan susun pengurus lengkap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh,” pungkasnya di sela acara penutupan Muswil. []