Orinews.id|Banda Aceh – Hari ini 1 Maret 2023 diperingati sebagai hari jadi Palang Merah Remaja (PMR) Indonesia ke-73, atau biasa disebut Hari Palang Merah Remaja.
Palang Merah Remaja atau yang disingkat PMR ini didirikan pada 1 Maret 1950. PMR adalah wadah untuk membina dan mengembangkan para anggota remaja di Palang Merah Indonesia (PMI).
Namun demikian, tak banyak yang tahu bagaimana sejarah pembentukan wadah kegiatan remaja tersebut
Sejarah dibentuknya PMR di Indonesia tak lepas dari PMI itu sendiri. Orang yang memprakarsai PMI adalah dr. RCL Senduk dan Bahder Djohan pada tahun 1932.
Mereka sepakat untuk membentuk sebuah badan kemanusiaan di bawah pengawasan putra-putri Indonesia.
Namun, rencana tersebut ditentang oleh pemerintah Kolonial Belanda. Kala itu, Indonesia belum merdeka, dan sudah ada organisasi palang merah Belanda bernama Nederlands Rode Kruiz Afdeling Indie (Nerkai), yang didirikan pada 21 Oktober 1873.
PMI baru diwujudkan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 17 September 1945,
Penyerahan aset dari Nerkai ke PMI dilakukan pada 16 Januari 1950, setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda.
Sejak saat itu,PMI mulai fokus memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Indonesia.
Lalu, muncullah wacana untuk mengenalkan PMI kepada remaja, dan mencetuskan ide untuk dibentuknya PMR.
Setelah PMI bergabung dalam Palang Merah Internasional, diselenggarakan beberapa kongres PMI untuk mematangkan fungsi dan badan kemanusiaan tersebut.
Dalam kongres PMI ke-4 pada 25-27 Januari 1950, ide pembentukan PMR dicetuskan, yang berasal dari pengerahan anak-anak sekolah di Austria pada Perang Dunia I untuk membantu kegiatan perang sesuai kemampuan mereka.
Misalnya, mengumpulkan pakaian bekas, majalah, atau koran bekas, serta barang lainnya yang dapat digunakan dalam keperluan perang.
Anak-anak tersebut dihimpun dalam suatu organisasi bernama Palang Merah Pemuda, yang merupakan cikal bakal Palang Merah Remaja.
Gagasan tersebut diterapkan dengan dibentuknya PMR yang berada di bawah pembinaan PMI, dan direalisasikan di beberapa sekolah di Indonesia.
PMR dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman, dan tanggal 1 Maret 1950 menjadi tanggal resmi berdirinya PMR Indonesia.
PMR pertama di Indonesia berada di Bandung, dan PMR kedua didirikan di Kudus.
Terdapat 7 prinsip PMR, yakni kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.
Selain itu, organisasi ini memiliki pedoman yang disebut Tri Bakti PMR, di antaranya: Meningkatkan keterampilan hidup sehat, Berkarya dan berbakti di masyarakat, Mempererat persahabatan nasional dan internasional
Di Indonesia, terdapat tiga tingkatan PMR, yaitu: PMR Mula (Setingkat Sekolah Dasar) PMR Madya (Setingkat Sekolah Menengah Pertama) dan PMR Wira (Setingkat Sekolah Menengah Atas).
Beberapa kegiatan PMR di antaranya: Pengumpulan bantuan di sekolah untuk korban bencana, Donor darah siswa dan Program persahabatan remaja palang merah regional/internasional.p