Orinews.id|Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs. Alhudri, MM membuka _Aceh Science Competition (ASC) 2023_ jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di ACC Dayan Dawood USK. Minggu, 26 Februari 2023.
Kadisdik Aceh yang hadir mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan, Pemerintah Aceh sangat mendukung upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di daerah.
Menurutnya, saat ini dunia pendidikan berada pada abad 21, yang ditandai dengan kemajuan teknologi. Kebutuhan akan pendidikan secara holistik pada abad ini tidak hanya memaknai pendidikan pada kompetensi kognitif saja, tetapi juga memaknai nilai-nilai dan pandangan atau cara pikir (mindset) yang berkembang untuk pembelajaran dan keterampilan.
“Kompetensi pendidikan abad 21 didefinisikan sebagai perpaduan antara kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang harus dimiliki setiap peserta didik,” kata Alhudri.
Menurutnya pendidikan hari ini bertujuan untuk mendorong peserta didik agar memiliki keterampilan-keterampilan yang mendukung mereka agar bersikap lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan seiring dengan perkembangan zaman.
“Pendidikan hari ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi mandiri, memiliki kemauan dan kemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya,” ungkap Alhudri.
Kata Alhudri, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik hari ini adalah keterampilan literasi sains. Dimana untuk dapat melaksanakan pendidikan pada abad ini, maka pendidikan haruslah berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika, pengetahuan sains, dan sains sosial.
“Pendidikan tidak hanya untuk membuat peserta didik berpengetahuan, namun juga untuk mengembangkan sikap keilmuan terhadap ilmu pengetahuan yaitu kritis, logis, inventif, inovatif, dan konsisten, serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi kehidupan,” jelasnya.
Alhudri menambahkan setidaknya ada beberapa prinsip pembelajaran yang dianggap efektif untuk pendidikan hari, yaitu mengkaji pengetahuan sebelumnya, mempertimbangkan perbedaan individual, mengembangkan keterampilan metakognisi, menggabungkan konteks yang realistic, dan melibatkan peserta didik dalam konteks yang relevan.
“Pembelajaran sains bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan lebih banyak pemahaman tentang sifat sains dan menjadikan peserta didik sebagai warga negara terpelajar secara ilmiah,” kata Alhudri.
Untuk mencapai hal demikian, kata Alhudri, dibutuhkan perubahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu dengan memperbanyak praktik sains. Dimana pembelajaran sains seharusnya dilakukan seperti layaknya ilmuwan yaitu mempelajari ilmu pengetahuan dengan menggunakan keterampilan proses, sehingga peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih lengkap dan dapat mengembangkan literasi sainsnya.
“Pembelajaran sains juga harus diimbangi dengan pemberian soal-soal evaluasi yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, serta mengembangkan penalaran peserta didik terhadap situasi,” jelasnya.
Disamping itu, tambah Alhudri, asesmen sains harusnya tidak hanya berorientasi pada penguasaan materi sains saja,
akan tetapi juga pada kemampuan berpikir dan kemampuan dalam melakukan proses sains dalam kehidupan nyata.
“Kami berharap, Aceh Science Competition (ASC) 2023 yang diselenggarakan oleh Pusat Olimpiade Sains Indonesia (POSI) dan Dinas Pendidikan Aceh bersama beberapa lembaga lainnya, benar-benar menjadi ajang untuk memfasilitasi siswa/i, guru, dan menjadi sarana evaluasi kemampuan untuk mengembangkan kapasitas diri dan kompetensi secara mendalam,” imbuhnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak sekedar penguasaan konten, tetapi juga memiliki kemampuan berfikir menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai konteks kehidupan.
“Selamat atas terselenggaranya kompetisi bagi seluruh siswa dan siswi. Jadikan ajang ini sebagai kesempatan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan diri, dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas,” kata Alhudri.
“Terimakasih kepada Kementerian Agama Aceh, PGRI Aceh dan Universitas Syiah Kuala, yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan ini. Semoga, segala upaya dan kerja keras kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan Aceh, mendapat ridha dari Allah SWT,” tutupnya.[]