Orinews.id|Banda Aceh – WHO memperingatkan bahwa hingga 23 juta orang terdampak gempa Turki-Suriah. Badan kesehatan dunia itu mendesak negara-negara dunia untuk segera memberikan bantuan ke zona bencana.
Korban terbaru menunjukkan 5.894 orang tewas di Turki dan setidaknya 1.932 di Suriah, dengan total gabungan kematian mencapai 7.826 orang.
Ada kekhawatiran bahwa jumlah korban akan terus meningkat, dengan pejabat WHO memperkirakan hingga 20.000 orang mungkin telah meninggal.
Bulan Sabit Merah Suriah mengimbau negara-negara Barat untuk mencabut sanksi dan memberikan bantuan karena pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tetap menjadi paria di Barat, mempersulit upaya bantuan internasional.
Washington dan Komisi Eropa mengatakan pada Senin bahwa program kemanusiaan yang didukung oleh mereka menanggapi kehancuran di Suriah. AS bahkan membantah sanksi terhadap Damaskus telah menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Suriah.
Badan kebudayaan PBB, UNESCO, juga mengatakan siap memberikan bantuan setelah dua situs yang terdaftar dalam daftar Warisan Dunia di Suriah dan Turki mengalami kerusakan.
Selain kerusakan kota tua Aleppo dan benteng di kota Diyarbakir, Turki tenggara, UNESCO mengatakan setidaknya tiga situs Warisan Dunia lainnya dapat terpengaruh.
Sebagian besar wilayah yang dilanda gempa di Suriah utara telah dihancurkan oleh perang bertahun-tahun dan pengeboman udara oleh pasukan Suriah dan Rusia yang menghancurkan rumah, rumah sakit, dan klinik.
Penduduk di kota Jandairis yang dilanda gempa di Suriah utara menggunakan tangan kosong dan beliung untuk mencari korban selamat.
“Seluruh keluarga saya ada di bawah sana – putra saya, putri saya, menantu saya. Tidak ada orang lain yang bisa mengeluarkan mereka,” kata Ali Battal, wajahnya berlumuran darah dan kepalanya terbungkus selendang wol.
“Saya mendengar suara mereka. Saya tahu mereka masih hidup tapi tidak ada yang menyelamatkan mereka,” tambah pria berusia 60-an itu.
Kementerian kesehatan Suriah melaporkan kerusakan di seluruh provinsi Aleppo, Latakia, Hama dan Tartus, tempat Rusia menyewa fasilitas angkatan laut.
Bahkan sebelum tragedi itu, gedung-gedung di Aleppo – pusat komersial sebelum perang Suriah – sering runtuh karena infrastruktur yang bobrok.
Setelah gempa bumi, para tahanan memberontak di sebuah penjara yang menampung sebagian besar anggota kelompok Negara Islam di Suriah barat laut, dengan sedikitnya 20 orang melarikan diri, kata seorang sumber di fasilitas itu.
Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Gempa berkekuatan 7,8 M melanda pada Senin dini hari ketika orang-orang tidur, meratakan ribuan bangunan, menjebak sejumlah orang dan berpotensi berdampak pada jutaan orang.
Seluruh barisan bangunan runtuh, meninggalkan beberapa kerusakan terparah di dekat pusat gempa antara kota Gaziantep dan Kahramanmaras di Turki. Kehancuran tersebut menyebabkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi tenggara.
Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo terakhir di negara itu terjadi pada 1939, ketika 33.000 orang meninggal di provinsi Erzincan timur. Wilayah Turki Duzce mengalami gempa berkekuatan 7,4 pada 1999, ketika lebih dari 17.000 orang meninggal.
Para ahli telah lama memperingatkan gempa besar dapat menghancurkan Istanbul, megalopolis berpenduduk 16 juta orang yang dipenuhi rumah-rumah reyot.
|Sumber: tempo